Kacang mete (mente atau mede) adalah hidangan populer di saat Lebaran. Camilan ini mengandung lemak, protein, karbohidrat, dan macam-macam mineral. Meski berlemak tinggi, 82 persen lemak tersebut tergolong lemak tidak jahat atau lemak tak jenuh. Jadi, tak perlu takut menyantapnya.
Rasanya yang lezat menyebabkan makan kacang mete sangat mengasyikkan. Bila tidak ingin berlebihan dalam menyantapnya, tentukan dulu porsi yang akan dimakan, dan makanlah secara perlahan-lahan. Jangan lupa untuk mengatur jeda yang cukup panjang di antara waktu suapan.
Menurut sejarah, tanaman jambu mete (Anacardium occidentale L.) berasal dari Brasil. Tanaman tersebut mula-mula dibawa ke India oleh pelaut Portugis pada abad ke-16. Dari India, tanaman tersebut menyebar ke daerah tropis dan subtropis lainnya seperti Bahama, Sinegal, Kenya, Madagaskar, Mozambic, Sri Lanka, Thailand, Malaysia, Filipina, dan Indonesia.
Di Indonesia, tanaman ini dikenal dengan berbagai nama daerah seperti jambu erang atau jambu monye (Sumatera Barat), gayu (Lampung), jambu mede (Jawa Barat), jambu monyet (Jawa Tengah dan Timur) , jambu jipang atau jambu dwipa (Bali), serta buah yaki (Sulawesi Utara). Jambu mete sangat beragam dan terdiri dari berbagai varietas yang dibedakan atas dasar warna, bentuk buah semu, rasa, dan ukuran bijinya.
Lemak Tidak Jahat
Kadar lemak total pada 100 gram kacang mete mentah, panggang, dan goreng, masing-masing 47, 55, dan 56 gram. Tingginya kadar lemak pada biji mete sangat berperan penting dalam peningkatan kadar energi dan cita rasa. Itulah yang menyebabkan biji mete sangat enak dan lezat rasanya.
Sekilas, data kadar lemak tersebut tampak sangat menakutkan karena lemak sering dituding sebagai penyebab obesitas dan timbulnya berbagai penyakit degeneratif. Namun, bila kita cermati komposisi lemak penyusunnya kita tidak perlu khawatir berlebihan terhadap lemak mete.
Lemak pada kacang mete tersusun atas 18 persen asam lemak jenuh dan 82 persen asam lemak tidak jenuh. Asam lemak jenuh yang sangat ditakuti karena dituding sebagai penyebab timbulnya berbagai penyakit, ternyata kadarnya sangat rendah pada kacang mete. Asam lemak jenuh pada kacang mete didominasi oleh palmitat dan stearat.
Sebaliknya, asam lemak tidak jenuh yang berkhasiat baik bagi kesehatan, ternyata sangat dominan pada kacang mete. Kadar asam lemak tidak jenuh tunggal (MUFA = monounsaturated fatty acids) jauh lebih banyak dibandingkan dengan asam lemak tidak jenuh ganda (PUFA = polyunsaturated fatty acids). Kadar MUFA pada 100 gram kacang mete mentah, panggang dan goreng, masing-masing 25, 32, dan 28 gram.
Jenis MUFA yang paling dominan pada kacang mete adalah asam lemak omega 9, yaitu cleat. Beberapa penelitian menunjukkàn bahwa MUFA memuliki peran penting dalam meningkatkan kadar kolesterol HDL (kolesterol baik) dan menurunkan kolesterol LDL (kolesterol jahat), sehingga sangat baik untuk menekan terjadinya penyakit jantung, stroke, dan penyakit kardiovaskular lainnya.
Kadar PUFA pada 100 gram kacang mete mentah, panggang, dan goreng, masing-masing 8, 8, dan 10 gram. Jenis PUFA yang paling dominan adalah asam lemak omega 6, yaitu asam linoleat. Asam lemak omega 6 juga memiliki peran penting dalam menjaga profil kolesterol darah agar tetap normal.
Energi dan Protein
Kandungan energi per 100 gram kacang mete mentah adalah 566 kkal. Kandungan energi-nya akan semakin meningkat dengan proses penyangraian dan penggorengan masing-masing menjadi 640 dan 680 kkal. Penyerapan minyak pada proses penggorengan tentu saja akan menaikkan kandungan energl. Untuk tujuan diet rendah kalori, sebalknya pilih kacang mete yang dliolah dengan caradisangrai, dioven, atau di-microwave.
Seperti halnya kacang-kacangan pada umumnya, kacang mete juga merupakan sumber protein yang baik. Kadar protein pada 100 gram kacang mete mentah, panggang, dan goreng, masing-masing 18, 16, dan 20 gram. Karena itu, penambahan kacang mete ke dalam berbagai produk, seperti es krim, cokelat batangan, dan aneka kue, akan berdampak sangat baik bagi peningkatan kadar protein produk tersebut.
Asam amino yang potensial pada kacang mete adalah leusin, valin, arginin, asam aspartat, asam glutamat, dan serin. Asam glutamat dan asam aspartat sangat berkontribusi penting terhadáp timbulnya rasa gurih. Itulah yang antara lain menyebabkan mengapa kacang mete terasa gurih, walau tidak diberi bumbu apa pun.
Penggunaan garam sebaiknya dibatasi pada kacang mede
Kadar mineral yang cukup berarti pada kacang mete adalah kalsium, besi, magnesium, fosfor, kalium, zinc, tembaga, mangan dan selenium. Hal paling penting untuk dicermati dalam mengonsumsi kacang mete adalah kadar natrium. Kadar natrium pada 100 gram kacang mete mentah, panggang, dan goreng, masing- masing 12, 20, dan 340 miligram.
Tampak jelas bahwa proses penambahan garam dapur (NaCl) pada kacang mete goreng sangat berpengaruh nyata terhadap peningkatan kadar natrium (Na), yaitu dari 12 menjadi 340 mg/100 gram.
Konsumsi natrium yang tinggi sangat tidak dianjurkan karena berkontribusi positif terhadap terjadinya tekanan darah tinggi (hipertensi). Karena itu, penggunaan garam sebaiknya dibatasi pada kacang mete.
# Oleh: Prof. DR. Made Astawan, Ahli Teknologi Pangan dan Gizi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Followers
Lihat Disini:
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan berkomentar dengan sopan. Dilarang membuat SPAM atau komentar anda akan dihapus. Terima Kasih Teman..