Amblasnya Jl RE Martadinata di Tanjung Priok, Jakarta Utara, kembali menimbulkan bayangan seram mengenai tenggelamnya Jakarta di masa mendatang. Namun, tak hanya Jakarta, 3 kota lainnya pun mengandung kekhawatiran serupa.
"Ambruknya Jalan RE Martadinata merupakan kejadian memalukan dan tragis dari sekian banyak bencana yang telah terjadi sebelumnya," ujar Slamet yang juga Direktur Institute Hijau dalam diskusi di kantor Institute Hijau, Komplek Bumi Asri No C-3, Liga Mas Perdatam, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (22/9/2010).
Pasca amblasnya Jalan RE Martadinata Jakarta tak hanya menjadi pembelajaran bagi Jakarta. Tapi menurut Slamet, kota-kota lain di Indonesia harus waspada dan belajar dari kegagalan Jakarta membangun lingkungan pantai.
"Setelah Jalan RE Martadinata, setidaknya ada 3 kota besar pesisir yang kritis lainnya selain Jakarta yaitu Semarang, Surabaya dan Makasar," jelasnya seraya menunjukan data-data di laptopnya.
4 kota ini dinilai kritis terhadap kerusakan pantai karena pembangunan tidak pernah menghitung daya lingkungan serta membabi buta memangkas mangrove, padang lamun dan ekologi lainnya. sebagai gantinya, dibangun gedung bertingkat, jalan, tol serta mereklamasi.
"Dikota tersebut, investor berkolaborasi dengan pemerintah setempat untuk dapat menguasai kawasan public menjadi kawasan privat guna dikomersilkan," tutur Slamet.
Alhasil, Abrasi, intrusi air asin, penurunan permukaan tanah, banjir rob menjadi lebih cepat menghantam kota. Sayangnya perhatian terhadap lingkungan hidup pesisir perkotaan tidak mendapat perhatian maksimal.
Sumber: detik.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Followers
Lihat Disini:
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan berkomentar dengan sopan. Dilarang membuat SPAM atau komentar anda akan dihapus. Terima Kasih Teman..